Minggu, 14 Oktober 2012

penyuluhan kesehatan ASI


TINJAUAN TEORITIS

1.      Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000).

ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan (Depkes RI, 2003). Pada tahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi. Menyusui eksekusif adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI, 2005)

2.      Pemberian ASI eksklusif
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan tanpa tambahan makanan/ cairan seperti susu formula, madu, air teh, jeruk, air putih atau makanan padat seperti pisang ,pepaya,bubur susu,biskuit ,nasi tim, dan sebagainya (Roesli, 2000).

Menurut Depkes RI (2001), pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum.

  1. Komposisi ASI
Komposisi dan volume dapat berubah saat dilahirkan dan 6 bulan kemudian. Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongan dalam tiga kelompok yakni :

a.       Kolostrum
Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E, dan K serta beberapa mineral seperti Natrium dan Zn (Depkes RI, 2001).
Menurut Roesli (2000) kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 yang merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Volume kolostrum adalah 150 – 300 ml / 24 jam.

b.      ASI transisi/peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4-10 setelah kelahiran. Kandungan protein akan makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolostrum, juga volume akan makin meningkat (Krisnatuti, 2000)

c.       ASI matang/mature
ASI matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya komposisi relatif tetap (Roesli, 2000). Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar Ca-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Soetjiningsih, 1997). Selama 6 bulan pertama, volume ASI pada ibu sekurang-kurangnya sekitar 500 – 700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari dan 300 – 500 ml/hari setelah bayi berusia satu tahun (Suhardjo, 1998).


3.      Manfaat Menyusui
Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.

Keuntungan menyusui bagi bayi, yaitu :
a.       Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah dicerna dan diserap, karena perbandingan whey protein /casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi 40/60. Disamping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir.

b.      Ditinjau dari aspek imonologi
Mengandung kekebalan antara lain:
Imunitas selular yaitu lekosit sekitar 4000/ml ASI yang terutama terdiri dari Makrofag Imunitas humoral, misalnya IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase.Laktoferin Faktor bifidus Antibodi lainnya: Interferon, faktor antistafilokokus, antibodi HSV, B12 binding protein, dan komplemen C3 dan C4. Tidak menyebabkan alergi.

c.       Ditinjau dari aspek psikologis
Mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain / ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.



d.      Manfaat lainnya bagi bayi
1)      Mengurangi insidens karies dentis
2)      Mengurangi maloklusi rahang
3)      Asi mengandung sekitar 13 macam hormon antara lain ACTH, TRH, TSH, EGF, Prolaktin, Kortikosteroit, Prostaglandin, dll.

4.      Keuntungan Menyusui
  1. Bagi Ibu
1)      Aspek kesehatan Ibu
Dapat mengurangi pendarahan post partum,mempercepat involusi uterus dan mengurangi insidens karsinoma payudara.

2)      Aspek psikologis
Mendekatkan hubungan ibu dan anak serta memberikan perasaan dipelukan.

3)      Aspek keluarga berencana
Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga berencana.

  1. Bagi keluarga
1)      Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formula
2)      Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan
3)      Mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

  1. Bagi bangsa dan Negara
1)      Dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Karena nilai gizi yang optimal dan adanya faktor protektif pada ASI, maka anak jarang sakit dan kematian anak yang minum ASI lebih rendah
2)      Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan Ibu dan anak.
Rumah sakit tidak perlu membeli susu formula, botol dot, bahan bakar untuk mensterilkan botol, dll. Disamping itu dengan rawat gabung akan menurunkan insiden infeksi nusokomial, sehingga selain perawatan Ibu dan anak lebih pendek, juga menghemat pembelian antibiotika, cairan infus, dll.
3)      Mengurangi subsidi biaya perawatan anak sakit.
Telah terbukti bahwa bayi yang minum susu botol lebih sering sakit diare, penyakit infeksi saluran pernafasan dan malnutrisi dari pada yang minum ASI.
4)      Mengurangi devisa negara untuk membeli susu formula.
5)      Meningkatkan kualitas generasi penerus.
Karena anak yang mendapatkan ASI tumbuh kembang secara optimal, dengan demikian kualitas generasi penerus terjamin.

Jadi betapa besarnya andil menyusui dalam hidup ini, sehingga sangat disayangkan kalau sampai ada ibu yang tidak mau menyusui bayinya sendiri. Sikap dan perilaku yang salah seperti ini harus kita luruskan, agar tercipta anak-anak yang sehat jasmani, mental, maupun sosial.

5.      Teknik Menyusui
Teknik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).yang terdiri dari:

a.       Permulaan Menyusui Bayi
Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, sebaiknya Ibu mulai menyusui bayinya, karena refleks hisap bayi paling kuat pada jam pertama dan hisapan bayi pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin untuk sekresi dan hormon oksitosi untuk mengeluarkan ASI dan mempercepat kontraksi uterus. Selain itu kontak dini akan memperkuat hubungan bayi dan ibu. Cairan yang pertama kali disekresikan oleh kelenjar payudara disebut kolustrum, dalam kolustrum konsentrasi imunoglobulin sangat tinggi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24jam, yang merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning- kuningan lebih banyak mengandung antibody yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan, juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernakan makanan bayi.

b.      Cara Menyusui
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah karena tidak mengetahuinya cara menyusui yang benar. Oleh sebab itu untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui.
1)      Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:
2)      Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
3)      Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
4)      Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi
Terdapat macam posisi menyusui, cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

c.       Langkah-langkah menyusui yang benar
1)      Sebelum menyusui puting susu dan areola mammae dibersihkan dengan kapas basah atau ASI dekeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar kalang payudara.
2)      Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.
a)      Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b)      Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan menggunakan satu lengan, kepala bayi terletak pada siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
c)      Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satunya di depan.
d)     Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya menoleh atau membelokkan kepala bayi).
e)      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f)       Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3)      Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan putting susu atau kalang payudara saja

4)      Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (roting refleks) dengan cara:
a)      Menyentuh pipi dengan puting susu atau
b)      Menyentuh sisi mulut bayi

5)      Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting susu serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi.
a)      Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara.
b)      Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga.
c)      Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi yaitu jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

6)      Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi adalah:
a)      Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan.
b)      Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

6.      Lama menyusui (Soetjiningsih, 1997)
Pada hari pertama biasanya ASI belum keluar dan bayi cukup disusukan selama 4-5 menit untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5 boleh disusukan selama 10 menit, bila produksi ASI cukup dan lancar boleh disusukan selama 15 menit. Jumlah Asi yang terhisap bayi pada 5 menit pertama 112 ml, kedua 64 ml dan terakhir 16 ml. ASI yang dihisap bayi pada menit pertama dibanding terakhir adalah berbeda dimana menit pertama lebih cepat dan encer dan kemudian akan lebih kental dan menit terakhir mengandung lemak 4-5 x dan protein 1,5 x lebih banyak dibandingkan dengan ASI pada menit pertama.
Jadi lama meyusui setiap payudara adalah sekitar 10-15 menit untuk bayi usia 1-12 bulan, volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu yaitu:
a.       Tahun pertama : 400 - 700 ml / 24 jam
b.      Tahun kedua : 200 - 400 ml / 24 jam.
c.       Sesudah itu sekitar : 200 ml / 24 jam.

Juga terbukti tidak ada perubahan yang bermakna pada konsentrasi protein antara bulan ke 6 sampai tahun ke 2 masa laktasi, hanya konsentrasi lemak bervariasi luas. Produksi ASI dipengaruhi oleh status gizi ibu dan ibu usia muda produksi asinya lebih banyak dibanding dengan ibu usia tua.

7.      Frekuensi menyusui
Ibu menyusui sebaiknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan bayi, tanpa dijadwal karena kadar protein ASI rendah bayi akan menyusu sering, biasanya antara 1,5 - 2 jam sekali dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Sehingga frekwensi menyusui kira-kira 8 - 12 kali /24 jam setiap kali menyusui harus digunakan kedua payudara dan usahakan sampai payu dara terasa kosong agar produksi ASI tetap baik.

Kriteria untuk mengetahui banyaknya produksi ASI :
a.       ASI yang bayak merembes keluar melalui putting.
b.      Sebelum disusukan payudara terasa tegang
c.       Berat badan bayi naik sesuai dengan umur
d.      Jika ASI cukup bayi akan tertidur selama 3-4 Jam
e.       Bayi kencing lebih sering, sekitar 8x sehari

8.      Gerakan Bayi Menyusui
Penghisapan oleh bayi pada waktu menetek hanyalah merupakan sebagian kecil dari proses laktasi dan proses ini sendiri meliputi beberapa tahap. Payudara yang menempel pada pipi bayi akan menimbulkan rooting refleks yaitu bayi secara refleks akan memutar kepalanya kearah putting susu yang menempel pada pipinya, diikuti oleh membukanya mulut, kemudian putting akan ditarik masuk kedalam mulut. Penghisapan ini dibantu oleh lidah yang menarik putting sehingga masuk kedalam orofarings, maka rahang bayi akan memulai gerakan berirama yang menekan sinus laktiferus (gerakan menggilas dibawah puting susu). Dan peristiwa inilah yang menyebabkan keluarnya ASI.

9.      Cara penyimpanan ASI
ASI dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat :
a.       Disimpan di udara bebas dalam tempat yang bersih selama 6 - 8 jam
b.      ASI yang disimpan dalam lemari es (tidak dibekukan) harus diberikan dalam 2 x 24 jam sejak ASI tersebut dikeluarkan dari payudara.
c.       Untuk disimpan lama, harus dibekukan dapat disimpan sampai 6 bulan.

Pada penyimpanan dengan cara dibekukan tidak berpengaruh terhadap komponen kekebalan yang dikandungnya. Apabila ASI akan diberikan pada bayi setelah didinginkan tidak boleh dipanaskan karena akan merusak kualitas khususnya unsur kekebalan, ASI cukup didiamkan beberapa saat dalam suhu kamar agar tidak terlalu dingin.

10.  Faktor yang mempengaruhi teknik menyusui
  1. Pengalaman
Pengalaman ibu dalam menyusui menunjang keberhasilan teknik menyusui yang benar, dalam hal ini pengalaman dapat digunakan sebagai cara untuk memperbaiki cara menyusui yang kurang benar.

  1. Waktu dan tempat
Menyusui membutuhkan waktu dan kondisi yang nyaman, sehingga perlu disiapkan kondisi yang aman dan tenang sehingga ibu dan bayi merasa nyaman tanpa ada gangguan, Agar menyusui berjalan lancar.

  1. Pendidikan
Pendidikan juga mempengaruhi teknik menyusui pada ibu post partum, karena dengan pendidikan yang lebih tinggi ibu mendapatkan informasi banyak dalam teknik menyusui yang benar



  1. Keadaan ibu dan bayi
Keadaan ibu dan bayi yang sehat akan mempengaruhi teknik pemberian ASI, Karena keadaan sehat pada ibu dan bayi menunjang proses keberhasilan teknik menyusui.

11.  Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
  1. Rangsangan Otot Buah Dada
Produksi ASI memerlukan rangsangan pada otot buah dada agar kelenjar buah       dada bekerja lebih efektif, otot buah dada yang terdiri dari otot polos dengan adanya rangsangan akan berkontraksi lebih baik misalnya dengan melakukan massage / mengurut buah dada, menyiram buah dada dengan air hangat dan dingin secara bergantian.
  1. Keteraturan Anak Menghisap
Penghisapan oleh anak mempunyai pengaruh dalam pengeluaran hormon pituitrin dengan adanya pengeluaran hormon pituitrin yang lebih banyak, akan mempengaruhi kuatnya kontraksi otot polos buah dada dan uterus dimana kontraksi pada buah dada berpengaruh pada pembentukan air susu Ibu sedang kontraksi pada uterus untuk mempercepat involusi.

  1. Keadaan Ibu
Untuk dapat menghasilkan air susu Ibu yang cukup, keadaan Ibu harus sehat baik jasmani dan rohani. Keadaan ini berpengaruh pada pembentukan produksi ASI karena untuk pembentukannya bahan diambil dari Ibu. Bila Ibu tidak dapat mensuplay bahan karena tubuh tidak sehat, input makanan yang kurang, untuk membawa bahan yang akan diolah sel acini di buah dada maka bahan tidak sampai pada sel acini tersebut. Dengan demikian, sel acini tidak memiliki bahan mentah yang akan diolah menjadi ASI sehingga produksi ASI menurun.

  1. Faktor Makanan
Makanan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan ASI, karena ASI dibuat dari zat makanan yang diambil dari darah Ibu yang sudah disiapkan sejak terjadinya kehamilan, karena itu Ibu hamil harus mendapatkan yang cukup kualitas dan kuantitasnya untuk kebnutuhan sendiri, pertumbuhan janin dan persiapan laktasi.

  1. Faktor Istirahat
Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot dan syaraf setelah mengalami ketegangan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan istirahat, akan timbul penyegaran kembali demikian juga pada Ibu menyusui yang membutuhkan istirahat yang lebih banyak di luar maupun di dalam tubuhnya yaitu untuk memproduksi ASI. Dalam beristirahat sel dan jaringan akan mendapatkan kesegaran kembali dan dapat bekerja lebih giat, hingga demikian, prosuksi ASI dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

  1. Faktor fisiologis
Terbentuknya ASI dipengaruhi oleh hormon prolactin yang dikeluarkan sel alfa dari lobus anterior kelenjar hypofise. Hormon ini merangsang sel acini untuk membentuk ASI apabila ada kelainan misalnya hormone ini tidak terbentuk atau kurang yang dikeluarkan dengan sendirinya rangsangan pada sel acini juga berkurang sehingga sel acini pun jumlahnya kurang atau tidak dapat membentuk ASI

  1. Faktor Obat
Obat yang mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI adalah obat yang mengandung hormone. Hormon tersebut dikhawatirkan mempengaruhi hormone prolaktin dan pituitrine yang berpengaruh pada pruduksi dan pengeluaran ASI. Apabila hormone prolactin terhambat pengeluarannya karena obat yang mengandung hormone tersebut,tentu rangsangan kepada sel acini untuk membentuk air susu akan berkurang.